Pembukaan Baru

Assalamualaikum Wr. Wb.

TELAH LAHIR

Alhamdulillah….kami haturkan, Forum Lingkar Pena Kabupaten Blora sebagai organisasi kepenulisan di tingkat Cabang yang mempunyai visi untuk mampu memberikan pencerahan melalui tulisan dan misi untuk meningkatkan mutu dan produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih bagi masyarakat, membangu jaringan penulis yang menghasilkan karya berkualitas dan mencerdaskan, serta meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat akan selalu berupaya untuk memberikan karya dan kepedulian terhadap dakwah dan dunia kepenulisan bagi masyarakat. Mengapa harus berdakwah dengan menulis? Bukankan melalui pengajian ataupun majelis ta’lim saja sudah cukup? Begitu umumnya para daiyah lokal yang bahkan ada di pelosok desa (yang ada di Blora misalnya)…mungkin berpendapat.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini telah jauh dan semakin beragam, namun teknologi dan ilmu dalam dunia kepenulisan sebagai hal yang tak akan pernah lekang di sepanjang jaman. Apalagi saat “kran” kebebasan dibuka lebar di era reformasi. Banyak bermunculannya kreativitas dan berbagai kebebasan pemikiran tersebut membuat semakin menjamurnya industri penerbit dan media. Masyarakat juga mulai bisa memilih media yang paling mudah dijangkau dan disukainya apalagi yang berkaitan dengan pencerahan pemikiran ataupun nilai intelektual dan spiritual. Tak ada lagi, seseorang yang harus ketinggalan informasi maupun “kuper”, “gaptek” ataupun mengalami kekeringan ruhani hanya karena alasan kurangnya waktu untuk memperdalam suatu “ilmu” dalam sehari ataupun karena smakin berjibunnya aktivitas dan agenda kegiatan. Semua peristiwa yang jauh sekalipun bisa dinikmati siapapun, kapan saja dan dimana saja, So, “dunia menjadi tanpa batas”, atau dalam pepatah “dunia tak selebar daun kelor”.

Pertemuan pengajian dan ta’lim bukan sebagai sarana da’wah satu satunya, karena ternyata yang mau dan mampu datang meluangkan waktu, hanya orang yang sudah terbuka hidayah dan keshalihannya yang bisa, namun bagaimana dengan milyaran penduduk lain di belahan bumi Allah ini? Yang belum bisa membuka sepenuhnya hati untuk mencari waktu “khusus” untuk bergulat di dunia dakwah, dan hanya biasa mencari informasi dan pengalaman melalui bacaan karena aktivitas dan kesibukan? Jika para da’i hanya mengandalkan dakwah dengan lisan saja, hanya melayani beberapa konsumen, maka masih banyak potensial lahan lain yang banyak belum tergarap. Oleh karena itu, berdakwah dengan tulisan apalagi yang dikemas dalam cerpen, artikel, ilmiah popular, tabloid ataupun majalah, maka pesan dakwah akan mudah tersebar di berbagai tempat sekaligus dan waktunya pun tergantung luangnya waktu mad’u (obyek) dakwah. Melalui dakwah dengan pena (dakwah bil Qolam) mampu memberikan warna terhadap fenomena mutakhir yang berkembang dengan sangat efesien, dan dengan semakin banyaknya media yang muncul, akan membutuhkan semakin banyak pejuang dakwah untuk mencoba menekuni dakwah melalui tulisan ini.

Dalam Surat Al ‘Alaq ayat 4-5 : “Allah mengajar dengan pena apa yang diketahui manusia sebelumnya) dan mengajar manusia (tanpa pena) apa yang belum ia ketahuinya,” begitu pula para penulis tidak akan rugi untuk menyampaikan ilmunya kepada masyarakat untuk membangun sebuah peradaban, karena Rasulllah SAW bersabda : “ Barangsiapa yang mengamalkan apa yang diketahuinya maka Allah menganugerahkan ilmu yang belum diketahuinya (HR Bukhori Muslim).

Seperti yang diungkapkan oleh W. Somerset Maugham bahwa “Kalau ingin menjadi pengarang, pergilah ke tempat yang jauh, atau merantaulah ke negeri orang. Lalu tulislah pengalaman-pengalaman yang didapat.“ maka sebenarnya siapapun yang ingin menjadi penulis pemula atau pemburu berita, peneliti sekalipun harus mengartikan menulis sebagai sebuah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan seperti seorang Edison yang gigih, kesungguhan hati, kekerasan hati, dan tentu kerja keras. GAGAL DENGAN TULISAN, MAKA HARUS MENULIS LAGI!

Al Imam Hasan Al banna, adalah sosok pendakwah yang intens dalam dakwah bilqalam. Melalui karya-karyanya telah banyak menginspirasi lahirnya generasi muda yang memiliki jiwa rela berjuang di jalan dakwah. Keseharian aktivitas beliau terorganisir dengan baik. Mulai dari sepertiga malam ia bangun, hingga tidur lagi, beliau catat dan disusun dengan rapi. Al Imam Ghozali mencurahkan hidupnya untuk menghasilkan ratusan buku. Salah satu karya terbesarnya adalah kitab"Ihya Ulumuddin". Imam Nawawi telah menyumbangkan kitab "Riyadhus shalihin"nya. Ibnu Zina melahirkan berbagai buku kedokteran, yang dirujuk oleh orang Barat dalam kitab ”Al Qonun”nya. Syekh Yusuf Qardhawi telah menyumbangkan puluhan kitab fikihnya.

Hamka telah menyumbangkan 115 karya, diantaranya tafsir Al Azhar. Begitu juga Pramoedya Ananta Toer, pengarang cukup disegani karena karya sastranya, adalah penulis asli Blora yang telah membuat sejarah dan kisah tentang kota Sate yang diabadikan melalui adanya musem bacaan meskipun beliau sudah wafat, bahkan Blora juga dijadikan rujukan dalam pembuatan Film ”Lari dari Blora” oleh WS Rendra yang masih menampilkan budaya masyarakat ”Samin Surantika” sebagai salah satu budaya khas daerah. Semoga dengan lahirnya penulis penulis muda dari Blora dengan ciri khas masing masing dari komunitas Forum Lingkar Pena Blora, akan bisa memberi pencerahan dan memperkaya khazanah budaya daerah, bangsa serta agama pada khususnya, untuk membantu masyarakat dalam menikmati karya dan informasi dalam berbagai bidang, pun kepenulisan, Akhirnya, kami mengharapkan kritik, saran dan pendapat dari pembaca, semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bish Sowab (Imatul Imro’ah, SH), Ketua FLP Cabang Blora, Blora, 12 September 1982 Jl Kapuas 29 Blora, HP 081575111894.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

;;